Rabu, 30 November 2016

Pemecahan Masalah dengan Filsafat

Keyakinan kepada adanya Tuhan harus didasarkan atas kesadaran akal, bukan sekedar kesadaran yang bersifat tradisional yakni melestarikan warisan nenek moyang betapapun corak dan konsepnya (Ahmad Azhar Basyir, 1993:13).
Akal adalah potensi (luar biasa) yang dianugrahkan Allah kepada manusia, karena dengan akalnya manusia memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Dengan akalnya manusia dapat membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik mana yang buruk, mana yang menyelamatkan mana yang menyesatkan, mengetahui rahasia hidup dan kehidupan dan seterusnya.
Oleh karena itu adalah pada tempatnya kalau agama dan ajaran Islam sebaik-baiknya dan seluas-luasnya. Sangat banyak ayat Al-Qur‟an yang memerintahkan manusia menggunakan akalnya untuk berfikir. Memikirkan alam semesta, memikirkan diri sendiri, memikirkan pranata atau lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya, dengan tujuan agar perjalanan hidup di dunia dapat ditempuh setepat-tepatnya sesuai dengan kedudukan manusia sebagai mahluk ciptaan Allah yang akan kembali kepada-Nya serta memetik hasil tanaman amal perbuatannya sendiri di dunia baik sebagai abdi maupun sebagai khalifah-nya di bumi.
Beberapa contoh ayat Al-Qur‟an yang memerintahkan manusia berfikir tentang alam, diri sendiri, umat terdahulu dan pranata (lembaga) sosial, dikemukakan berikut ini. Artinya :“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (Q.S. Ali-Imran : 190).
Dalam surat Ar-Rum (30) kalimat pertama ayat 8, Allah bertanya. Artinya :”Dan Mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya” (Q.S. Ar-Rum :8).
Dalam surat Al-Mu‟min (40) kalimat pertama ayat 21 Allah bertanya kepada manusia yang hidup sekarang tentang nasib mereka yang hidup dahulu. Artinya : “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi[1319], Maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah” (Q.S. Al-Mu‟min :21). [1319] Maksudnya: bangunan, alat perlengkapan, benteng-benteng dan istana-istana. Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Q.S. Ar-Rum :21).
Akal yang diberi tempat demikian tinggi di dalam agama Islam, mendorong kaum muslimin mempergunakannya untuk memahami ajaran-ajaran Islam dengan penalaran rasional, sejauh ajaran itu menjadi wewenang akal untuk memikirkannya. Oleh karena itu sesungguhnya, pada hakikatnya umat Islam telah berfilsafat sejak mereka menggunakan penalaran rasional dalam memahami agama dan ajaran Islam. Penalaran rasional dalam memahami ajaran Islam adalah mempergunakan akal pikiran (ra‟yu) untuk berijjtihad sebagaimana disebutkan dalam hadits tentang Mu‟az bin Jabal, (Ahmad Azhar Basyit, 1993 : 18-19).
Sebagai ilmu dan bidang studi, filsafat Islam muncul bersamaan dengan munculnya filsuf yang muncul pertama, Al-Kindi pada pertengahan abad IX M. atau bagian pertama abad III H, setelah berlangsung gerakan penterjemahan buku ilmu dan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab lebih dari setengah abad di bagdad. Oleh karena dapat dipahami kalau ada ulama yang menganggap filsafat hanyalah hasil pemikiran berdasarkan akal manusia semata, seperti filsafat Yunani yang diterjemahkan itu. Anggapan demikian tidak benar, sebab para filsuf muslim yang sama seperti para ulama lainnya juga, mendasarkan pemikirannya pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits dan memandang Al-Qur‟an dan Al-Hadits di atas segala kebenaran yang didasarkan pada akal manusia semata. Mereka tertarik kepada filsafat karena berpikir atau berfilsafat merupakan tuntutan agama dalam rangka mencari kebenaran dan mengamalkan kebenaran itu. Yang mereka pergunakan sebagai saringan (filter) adalah ajaran Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Dengan mempergunakan Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai dasar dan bingkai pemikiran dapatlah disebut bahwa hasil pemikiran mereka adalah filsafat Islam atau filsafat dalam Islam (Ensiklopedia Islam Indonesia, 192:232). Filsafat Islam juga membicarakan masalah-masalah besar filsafat, seperti soal wujud, soal esa dan berbilang, yang banyak dari yang Maha Satu (di bawah), teori mengenal kebahagiaan dan keutamaan, hubungan manusia dengan Tuhan dan sebaliknya. Selain itu filsafat Islam mencakup juga tentang kedokteran, hukum, ekonomi dan sebagainya. Juga memasuki lapangan ilmu-ilmu ke-Islaman lain seperti ilmu kalam, ilmu fikih serta ilmu tasawuf (juga ilmu akhlak) terdapat uraian yang logis dan sistematis yang mengandung pemikiran-pemikiran filosofos (kefilsafatan). Banyak persoalan-persoalan yang dibahas dalam filsafat Islam. Di antaranya yang penting dalam kajian ini adalah persoalan (hubungan) akal dan wahyu atau hubungan filsafat dengan agama, soal timbulnya yang banyak dariyang maha satu yaitu kejadian alam, soal ruh, soal kelanjutan hidup setelah ruh berpisah dengan badan atau mati (Ensiklopedia Islam jilid II, 1993 : 16-17).

Filsafat Islam mencapai puncaknya di zaman Al-Farabi dan Ibnu Sina pada abad XI dan XII M atau abad IV dan V H. Kedua tokoh ini merupakan bintang paling bercahaya dalam sejarah filsafat Islam, sedang yang lain, sebutlah misalnya Ibnu Maskawih, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd, juga bintang-bintang filsafat Islam, tetapi cahaya mereka tidaklah secemerlang cahaya Al Farabi dan Ibnu Sina tersebut di atas. Setelah ada pertentangan di antara para ahli atau ulama mengenai kefilsafatan seperti yang telah disinggung di atas yang berpuncak pada polemik antara Ibnu Rusyd dan Al-Ghazali sekitar abad XII M, perhatian orang kepada filsafat menjadi berkurang di kalangan Sunni. Perhatian itu baru bangkit dan berkembang kembali pada satu abad terakhir ini (abad XX M). di kalangan Syi‟ah perhatian kepada filsafat (Islam) tidak pernah berkurang di kalangan Sunni, kalangan Syi‟ah mampu melahirkan filsuf-filsuf besar, seperti Mulla Sadra (w. 1640M atau 1050H).

Keunikan Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan kemegahan yang kita miliki, dan telah diakui oleh dunia sebagai 7 keajaiban dunia. Candi Borobudur dibangun pada abad ke-9 , dan sangat jelas bangunan ini jauh lebih dulu dibangun sebelum Angkor wat di kamboja. Candi Borobudur masih banyak menyimpan misteri dan keunikan nya sampai sekarang.

1.      Misteri Angka 1
Arsitektur Candi Borobudur memiliki keunikan secara matematik. Beberapa bilangannya akan menghasilkan angka 1 bila dijumlahkan. Mari kita buktikan Sob!
·         Jumlah tingkatan Borobudur ada 10, angka 10 ini bila dipecah menjadi 1+0=1
·         Jumlah stupa di Arupadhatu, yang di dalamnya memiliki patung ada 32+24+16+1=73, angka 73 bila dijumlahkan menjadi 7+3=10,  angka 10 dipecah lagi menjadi 1+0=1
·         Jumlah Patung Candi Borobodur totalnya ada 505, jika dijumlahkan 5+0+5=10 hasilnya tetap sama dengan matematik yang sebelumnya, tetap menghasilkan angka awal yaitu 1. Dan angka 1 ini bisa diterjemahkan bahwa 1 adalah Tuhan sebagai poros Kehidupan.

2.      Lenyap dari peradaban
Candi Borobudur sempat lenyap dari peradaban karena letusan Gunung Merapi, yaitu pada tahun 1006. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya Letusan yang dihasilkan oleh Icon Jogja tesebut. Namun akhirnya pada tahun 1814 Candi Borobudur ditemukan kembali.

3.      Danau Purba
Candi Borobudur ternyata dulunya dibangun ditengah danau, dan ini menjelaskan bahwa candi Borobudur dibangun dengan tema bunga teratai. Bungai teratai sendiri memiliki filosofi yang begitu dalam akan nilai spiritual dan kehidupan. Masalahnya bekas danau itu tak tampak, kalau kita tidak melihatnya dari atas menggunakan helikpoter

4.      Pembangunan Candi Borobudur
Ini juga masih menjadi misteri yang belum terkuak sampai sekarang, yaitu bagaimana cara membangun candi Borobudur. Yang kita ketahui sampai sekarang hanyalah bahwa candi Borobudur dibangun tanpa menggunakan semen, dan penempatan batu, stupa, dan patungnya memiliki angka, semua terpasang sesuai rumus. Jika penasaran Sob bisa dating ke Museum karmawibangga. Batu tersebut memiliki code, dan sampai sekarang batu itu belum bisa terpasang.

5.      Piramida Sempurna
Arsitektur yang dimiliki oleh Candi Borobudur hanya dimiliki oleh Candi Borobudur itu sendiri, Kalian semua tak akan pernah bisa melihat susunan bangunan ini di Negara manapun, Karena Candi Borobudur dibangun sebagai lambang keselarasan hidup dalam satu naungan yaitu Tuhan.

6.      Dijaga oleh Designernya sendiri
Candi Borobudur dirancang oleh Gunadharma, dan Sang Gunadharma ini sampai sekarang masih berada di Candi Borobudur untuk menjaga hasil designnya. Kalian semua bisa melihatnya dengan samar-samar. Sang Gunadharma menjaga dalam posisi Budha Tidur. Tapi kita harus jeli jika memang ingin melihat nya. Kalian semua bisa menayakan sama Tour Guide disana.

Keunikan Candi Borobudur
Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berpikir manusia.
Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses ini disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan patung pada seluruh Candi Borobudur.
Candi Borobodur adalah monumen Budha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa. Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini beraksitektu.
Bahan dasar penyusun Candi Borobudur adalah batuan yang mencapai ribuan meter kubik jumlahnya. Sebuah batu beratnya ratusan kilogram. Hebatnya, untuk merekatkan batu tidak digunakan semen. Antarbatu hanya saling dikaitkan, yakni batu atas-bawah, kiri-kanan, dan belakang-depan. Bila dilihat dari udara, maka bentuk Candi Borobudur dan arca-arcanya relatif simetris. Kehebatan lain, di dekat Candi Borobudur terdapat Candi Mendut dan Candi Pawon. Ternyata Borobudur, Mendut, dan Pawon jika ditarik garis khayat, berada dalam satu garis.

Jika kita review inilah keistimewaan Candi Borobudur.

           Candi Borobudur dibangun antara abad ke-8 dan ke-9, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.
              Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m2 dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. UNESCO mengakuinya sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
Candi Borobudur memiliki 2672 panel relief yang bila disusun berjajar akan mencapai panjang 6 kilometer. UNESCO memujinya sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan paling lengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni, setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Candi Borobudur dibangun dari 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi.
Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.
Candi Borobudur adalah puzzle raksasa yang tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik yang dipahat sedemikian sehingga saling mengunci (interlock).
Berhubung saat itu sistem metrik belum dikenal maka satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.
Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma, tentu saja tanpa bantuan computer, semua dibangun secara manual.

Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarahan umat Buddha dari China, India, Tibet, dan Kamboja

Sumber: Titi Hartati

Belajar dari Kehidupan Semut

Semut adalah salah satu jenis binatang yang namanya Allah sebutkan dalam al-Qur’an. Bahkan, salah satu nama surat dari seratus empat belas surat, diberi nama surat semut (an-Naml), surat yang ke-27 dalam urutan mushhaf. Begitu agungnya seekor semut, walaupun hanya dalam dua ayat disebutkan Allah, namanya dicatat sebagai nama sebuah surat. 
Tanpa bermaksud merendahkan manusia apalagi nabi Allah yang sangat mulia, coba lihat misalnya cerita Musa as. di dalam al-Qur’an, atau cerita Adam as. Alangkah banyaknya cerita Musa, atau Adam disebutkan di dalam al-Qur’an, namun tidak satupun surat diberi nama dengan nama surat Musa atau surat Adam. Sementara semut, hanya pada dua ayat saja disebutkan ceritanya, langsung ditetapkan namanya sebagai nama surat. Cerita tentang binatang ini, Allah swt. sebutkan dalam surat an-Naml [27]: 18-19
Artinya: “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut (ratu semut): “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari" (18). Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo`a: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni`mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh" (19).”Ada hal yang menarik untuk dipertanyakan, kenapa ketika melihat pola kehidupan semut, nabi Sulaiman tertawa sambil teringat kedua orang tuanya? Untuk menjawab itu, agaknya menarik jika kita mau memperhatikan pola kehidupan semut. Dengan memperhatikan semut, pastilah seseorang akan tahu betapa besar peran orang tua, terutama ibu dalam membentuk pribadi anak-anak mereka.
Adapun pola kehidupan semut tersebut adalah; Pertama, semut adalah binatang yang hidup berkelompok dan bersama serta selalu bekerjasama. Semut adalah binatang yang tidak hidup dengan pola kesendirian atau individualisme. Semut menyadari akan kondisinya yang kecil dan lemah. Namun, kebersamaan dan kerjasama membuatnya menjadi binatang yang tidak bisa dipandang remah. Seekor gajahpun, jika diserang semut secara bersama akan mati mengenaskan. Semut, dengan kersamaannya sekalipun fisiknya kecil, namun bisa membuat onggokan sebesar bukit. Begitulah hebatnya pola kehidupan semut yang suka dengan kebersamaan dan saling membantu. Tentu saja, sikap hidup seperti ini didapatkan oleh manusia melalui pendidikan di lingkungan keluarga dari kedua orang tua, terutama seorang ibu. 
Kedua, semuat adalah binatang yang selalu hidup damai dengan sesamnya dan tidak pernah berkelahi. Coba lihat! Sekelompok semut yang sedang menarik makanan. Pernahkah mereka menariknya ke arah yang berlawanan satu sama lain? Sekelompok semut tidak pernah bertengkar dalam memperebutkan sesuatu. Bahkan, mereka saling memberitahu jika memperoleh sesuatu. Dan ketika menarik makanan ke dalam lobang atau sarang, mereka menunjukan pola kebersamaan. Jika yang satu menarik, maka yang lain mendorong, begitupun sebaliknya.
Begitulah kerukunan hidup yang perlu dicontoh manusia dari semut. Dan sikap hidup seperti itu, biasanya didapatkan dari lingkungan rumah tangga dari kedua orang tua terutama ibu. 
Ketiga, semut adalah binatang yang selalu bertegur sapa dan bersalaman ketika bertemu dengan lain. Bahkan saking akrabnya, mereka saling cium pipi antara satu dengan yang lain. Menurut hasil pengamatan, cium pipi yang dicontohkan semut adalah cium pipi keakraban. Di mana, mereka memulainya dari pipi kiri kemudian pipi kanan. Sama halnya dengan thawaf yang juga di mulai dari kiri ka’bah, sebagai wujud kedekatan dan larut dengan Allah. Begitulah sikap mulia semut yang juga mesti dicontoh manusia. Hendaklah mereka ketika bertemu dengan yang lain, saling tegur sapa dan memberi salam. Terlepas, apakah dia orang yang kita kenal atau bukan. 
Keempat, semut adalah binatang yang kreatif dan selalu bergerak. Semut adalah binatang yang tidak kenal lelah, suka bermalasan dan berpangku tangan. Tidak akan ditemui seekor semut yang tidur pulas, apalagi dalam waktu yang lama. Begitulah sikap hidup yang mesti dicontoh setiap manusia. Janganlah manusia yang diberi akal dan fisik yang kuat menyia-nyiakan anugerah Allah tersebut. Hendaklah manusia menghargai setiap detik waktu yang dilaluinya dan setiap kesempatan yang datang kepadanya. Sebab, apa yang telah berlalu darinya berupa waktu dan kesempatan, tidak akan pernah lagi kembali sampai hari kiamat. 
Kelima, semut adalah binatang yang selalu memikirkan dan mempersiapkan hari esoknya. Semut adalah binatang yang suka menumpuk makanan, bahkan dalam jumlah yang sangat banyak melebihi kebutuhannya. Semut selau memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi hari esok. Ia menumpuk makanan mungkin dengan keyakinan, bahwa hari esok bisa saja kendisinya lebih buruk dari hari ini. Jika kemudian ia berada dalam kondisi kurang menguntungkan, setidaknya ia tidak akan mati kelaparan bersama keluarganya. Begitulah pola hidup yang juga mesti dicontoh manusia. Yaitu memperhitungkan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi hari esok, dan melakukan persiapan menghadapinya. Itulah yang dipesankan Allah swt. dalam surat al-Hasyar [59]: 18. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Keenam, semut adalah biantang yang kuat, karena seekor semut mampu menarik baban sebesar sepuluh kali berat bobot badannya. Hal itu tentu juga mesti menjadi contoh bagai manusia terutama umat Islam. Seorang mukmin mestilah kuat baik fisik, akal maupun rohani. Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa “seorang mukmin yang kuat lebih utama dan dicintai Allah dibandingkan mukmin yang lemah”. Tentu saja, kekuatan fisk ini didapatkan manusia dari kedua orang tuanya terutama seorang ibu. Mulai dari pemberian ASI oleh ibu, pemenuhan gizi, biaya pendidikan dan seterusnya. Bagaimana mungkin seorang anak akan kuat secara fisik, mental maupun spiritual jika kedua orang tua tidak mampu memberikan nafkah yang cukup. 
Ketujuh, semut adalah binatang yang sangat informatif, suka berbagi dan tidak rakus serta suka menang sendiri. Jika seekor semut menemukan makanan, maka dengan cepat ia akan menyebarkan berita tersebut kapada yang lain. Sehingga, dalam waktu yang pendek dan cepat segerombolan semut telah berkumpul untuk membawa makanan yang ditemukan saudara mereka. Seekor semut tidak memiliki sikap rakus dan mau kenyang sendiri. Ia dengan senang hati akan berbagi dengan saudaranya yang lain. Itulah sikap hidup yang semestinya dicontoh manusia dari semut. Janganlah manusia rakus dan punya sikap tidak mau berbagi dengan saudaranya yang lain, yang juga sama membutuhkan. Bukankah dalam banyak ayat-Nya, Allah swt. mencela manusia yang bersikap kikir dan rakus? 
Kedelapan, semut adalah binatang yang suka hidup teratur dan disiplin. Coba perhatikan jika sekelomnpok semut sedang berjalan. Yang terlihat adalah keteraturan dan kedisiplinan yang tinggi. Segerombolan semut akan berjalan dengan teratur, antri, tidak saling mendahului apalagi saling injak satu sama lain. Jika semut bisa hidup terarur, disiplin serta patuh pada aturan, lalu kanapa manusia yang berakal tidak bisa diatur dan selalu melanggar aturan dan yang lebih buruk lagi manusia seringkali “memotong langkah” saudaranya bahkan menginjak yang lain supaya keinginannya terpenuhi lebih dahulu. Jika demikian, tentulah lebih mulia sikap hidup semut bila dibandingkan manusia yang berakal. 
Kesembilan, semut adalah binatang yang menghargai kehidupan, serta mencintai anak-anaknya melebihi harta dan nyawanya sendiri. Coba lihat! Jika sarang semut dirusak, maka semua mereka akan berlarian sambil membawa dan menyelamatkan telur yang ada. Semut tidak akan peduli dengan harta dan kekayaannya, ketika kondisi berbahaya. Anak-anak dan keluarga, lebih utama untuk diselamatkan dari harta benda dan kekayaan, bahkan dari keselamatan diri sendiri.
Jika semut saja lebih mengutamakan keselamatan anak-anaknya dari harta dan jiwanya, lalu kenapa ada sebagian orang tua yang rela mengorbankan anak mereka demi kebaikan mereka sendiri? Atau kenapa ada sebagian orang tua yang tega membunuh anak mereka sendiri atau membuangnya di dalam tong sampah dan sebagainya. Sungguh, semut dalam hal ini patut dijadikan pelajaran hidup. 
Kesepuluh, semut adalah binatang yang patuh pada atasanya (ratunya). Semut dalam kesatuannya, dipimpin oleh seekor ratu yang dipatuhi oleh semua anggotanya. Ratu inilah yang memberi perintah, ke mana harus pergi dan bagaimana mengumpulkan serta mendistribusikan makanan. Termasuk, cara penyelamatan diri ketika dihadang bahaya seperti yang diceritakan dalam surat an-Naml [27]: 19 di atas. Tidak pernah seekor semut membantah dan melawan perintah sang ratu, sehingga kepatuhan inilah yang membuat rumah tangga semut senantiasa rukun dan tentram.
Begitulah pentingnya peran seorang pemimpin dalam menciptakan kehidupan yang teratur dan damai. Tanpa pemimpin tentu kehidupan akan kacau dan jauh dari ketenangan. Begitu juga dalam rumah tangga, tentu peran orang tua sangat dominan dalam menciptakan keteraturan anak-anak. Orang tua tidak hanya bisa memberikan pertintah, namun juga mampu memberikan contoh sikap terpuji pada anak-anak mereka. Terutama ibu yang menjadi teladan dan panutan setiap anak.
Begitulah sikap-sikap terpuji dari kehidupan semut yang mestinya menjadi contoh dan pelajaran bagi manuaia. Alangkah buruknya, jika manusia yang memiliki akal, pola kehidupannya lebih rendah dari yang dicontohkan semut.

Sumber: Sofyan

Pohon Mengajarkan Nilai Kehidupan

Pohon tak sekedar tumbuhan yang hidup dan menjadi penghasil oksigen untuk bernafas mahkluk hidup, tetapi cara dan bagaimana dia tumbuh, serta organ-organ pendukungnya bisa dijadikan inspirasi.
Pohon bisa tumbuh menjadi besar dan kuat diawali dari biji, yang kemudian tumbuh berakar kuat di tanah hingga akhirnya tumbuh rindang / lebat dengan cabang-cabangnya. Pada akhirnya ada buah yang kembali dihasilkan. Dan nantinya akan jadi tunas-tunas baru. Bila pohon itu sehat, berbuah dan tumbuhnya proposional serta kokoh akan mampu tahan terhadap penyakit, terpaan angin, hujan, atau hal-hal lain berupa ancaman yang datang dari luar. Karena begitu rindangnya pohon itu, akan ada banyak makluk lain yang tinggal di sekeliling pohon itu.
Pohon tumbuh besar dan menjadi kuat karena dimulai dari bawah, yaitu akar. Karena akarlah jadi alat pohon mencari makan untuk kelangsungan hidupnya. Akar berada di bawah mencengkram tanah, karena di sanalah tempat untuk tumbuh. Akarlah sebenarnya sumber kekuatan dari pohon agar tetap bisa tegak. Akar hanyalah organ pendukung pohon menjadi satu organisme tumbuhan. Masih ada organ lain yang menjamin kelangsungan hidup pohon tersebut, jika semuanya berlangsung dengan baik maka tumbuh baiklah ia.
Bila kita mau menebang pohon, andai saja anda menebang batang atau rantingnya atau meranggaskan daun-daunnya namun selama akarnya masih ada di dalam tanah, pohon itu akan punya daya untuk tumbuh kembali, hingga memunculkan ranting, dedaunan baru untuk tumbuh lagi.
Sebuah organisasi atau perusahaan saya analogikan sebagai seperti pohon. Bila ingin mendapatkan sebuah organisasi atau perusahaan yang solid mulailah perkuat akarnya. Akar seperti yang saya bilang adalah salah satu organ-organ penunjang kelangsungan hidup. Akar perusahaan atau organisasi adalah sumber daya manusianya.
Ketika sumber daya manusia dianggap penting sebagai organ-organ di dalam satu organisasi atau perusahaan, saya yakin  pasti akan membuat organisasi atau perusahaan mampu tumbuh menjadi kekuatan. Pada nantinya akan memberi manfaat bagi orang lain di sekelilingnya, yaitu masyarakat.
Tetapi yang terjadi organisasi atau perusahaan yang menggunakan atau memahami filosofi pohon ini sangatlah jarang. Kalau pun mereka memahami dan tahu tetapi tidak menerapkannya. Karena yang terjadi adalah efek pemanfaatan saja. Sumber daya manusia ada untuk diperas sampai tidak lagi bisa menghasilkan untuk kemudian dibuang. Memang tidak ekstrim seperti itu, dan mereka pun sudah pasti tidak akan mengakui hal tersebut, karena yang terjadi ya disamarkan. Padahal ketika akar sudah tak lagi dianggap penting, lambat laut pohon itu akan tumbang, apalagi ketika terhempas angin besar, belum lagi tergerogoti hama dari dalam, tinggal tunggu waktu saja maka akan mati. Bila mati atau sampai tumbang, efeknya juga akan merugikan sekeliling dimana pohon itu tumbuh. Sama halnya dengan organisasi atau perusahaan yang tidak mengganggap penting sumber daya manusia sektor terbawah, yang bekerja di bawah untuk kelangsungan hidupnya. Setidaknya inilah yang harus dipahami pemilik atau manajemen.
Memperhatikan karyawannya agar hidup sejahtera adalah kunci awal untuk membangun pola hubungan yang solid. Hingga organ-organ yang ada bisa tumbuh bersama dan kuat bersama, sehingga berbagai tantangan dan ancaman yang datang dari dalam dan luar bisa dihadapi. Janganlah mengabaikan karyawan, karena maju mundurnya sebuah perusahaan ada juga peran dari karyawannya. Semoga bagi perusahaan yang masih menganggap karyawannya sapi perahan lekas sadar dan memulai perubahan, sebelum perubahan itu datang dipaksakan dari luar dan dalam, malah akan membuat efek yang tidak baik. Mari kita mulai belajar dari alam, bahkan dari sebuah pohon dapat memberi pelajaran yang positif. 

Belajar Filosofi Hidup Dari Sebatang Pohon 

Ada 3 hal yang bisa kita pelajari dari pohon :

1.      Pohon Tidak Makan dari Buahnya Sendiri
Buah adalah hasil dari pohon, dari manakah pohon memperoleh makanan? Pohon memperoleh makanan dari tanah, semakin dalam akarnya berarti akan semakin mudah baginya untuk menyerap nutrisi lebih banyak. Ini berbicara tentang kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan kita.
Ada cerita menarik mengenai buah kurma yang rasanya manis sekali. Kenapa bisa begitu?
Menurut cerita, pohon kurma ditanam di padang pasir. Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter kemudian ditutup dengan 4 lapisan. Sebelum pohon kurma tumbuh, maka dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yang manis di tengah padang pasir. Begitu pula hendaknya kita; akan ada proses tekanan yang begitu hebat ketika kita menginginkan hasil yang luar biasa. Seperti perumpamaan pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan.

2.      Pohon Tidak Tersinggung Ketika Buahnya Dipetik Orang
Kadang kita protes, kenapa kita yang bekerja keras tetapi yang menikmati justru orang lain.
Ini bicara tentang prinsip memberi, di mana kita bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah. Apa artinya?
Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang lain yang membutuhkan, bukan untuk kenikmatan sendiri. Cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi jangan pernah berkata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita.
Pelajaran dari Warren Buffet seperti email yang mungkin pernah anda terima tentang kehidupannya. Beliau termasuk salah satu orang yang terkaya di dunia, tetapi kehidupannya mencerminkan kesederhanaan; dia masih tinggal di rumah yang sama seperti yang dia tinggali puluhan tahun lalu, masih menggunakan mobilnya yang lama, tetapi dengan kekayaannya yang berjumlah 35 Miliar USD dia berkomitmen untuk menyumbang 31 Miliar USD. Apakah itu membuatnya menjadi miskin dan lantas menderita? Justru tidak, sekarang kekayaannya justru bertambah-tambah banyak.
Berapa banyak dari kita yang sulit untuk menahan nafsu terhadap barang-barang bermerk, mobil-mobil mewah, atau… yang sederhana : HP?


3.      Buah yang Dihasilkan Pohon itu Menghasilkan Biji, dan Biji itu Menghasilkan Multiplikasi
Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberikan dampak terhadap orang lain. Pemimpin itu bukan masalah posisi/jabatan, tapi masalah pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada orang lain.
Claudio Ranieri, mantan pelatih Juventus berkata bahwa Del Piero itu adalah pemimpin, walau ban kaptennya dicopot sekalipun dia tetap pemimpin. Jadi bukan mengenai ban kaptennya, tetapi lebih kepada pengakuan kepemimpinan itu sendiri. Jadi, bisakah kita menerapkan filosofi kehidupan pohon dalam kehidupan kita??


*Diolah dari berbagai sumber

Kamis, 24 November 2016

Teori Psikologi Tingkah Laku


 
1.      Teori Thorndike
Adapun hukum – hukun teori Koneksionisme Edward Lee Thorndike  yang ditulis oleh Stephen Tomlinson (Edward Lee Thorndike and John Dewey on the Science of Education, 1997) adalah :
  1. Hukum kesiapan (law of readiness), hukum ini pada intinya menyatakan bahwa belajar akan berhasil apabila peserta didik benar-benar telah siap untuk belajar. Dengan perkataan lain, apabila suatu materi pelajaran diajarkan kepada anak yang belum siap untuk mempelajari materi tersebut maka tidak akan ada hasilnya.
  2. Hukum latihan (law of exercise), yaitu apabila ikatan antara stimulus dan respon lebih sering terjadi, maka ikatan itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi dari hukum ini adalah semakin sering suatu pengetahuan dan pengalaman yang  telah terbentuk akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon yang terus-terus dilatihkan, maka  ikatan tersebut akan semakin kuat. Jadi, hukum ini menunjukkan prinsip utama belajar adalah pengulangan. Semakin sering suatu materi pelajaran diulangi maka materi pelajaran tersebut akan semakin kuat tersimpan dalam ingatan (memori).
  3. Hukum akibat (law of effect), yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan maka asosiasi akan semakin meningkat. Hal  ini berarti,  jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan tercapai dan asosiasi akan diperkuat.
Implikasi Teori Throndike pada pembelajaran dikelas yang dikutip dari buku Psichology of Learning adalah :
  1. Guru harus tahu, bahwa siswa lebih minat belajar ketika mereka merasa berkebutuhan dan berkepentingan pada pelajaran tersebut. maka guru harus memastikan bahwa kegiatan belajar tersebut penting bagi siswa.  
  2. Kesiapan merupakan prasyarat untuk belajar, karena itu guru disarankan untuk mempertimbangkan kemampuan mental atau kognitif peserta didik ketika merencanakan kurikulum atau isi instruksional.
  3. Guru harus menyadari fakta bahwa siswa ingin mengulangi tindakan yang mereka terima sebagai hal positif. Oleh karena itu, guru harus selalu menggunakan berbagai strategi motivasi untuk mempertahankan minat belajar siswa di kelas. 
  4. Guru harus selalu meghadirkan bahan secara logis dan cara yang lebih koheren. Ini adalah cara utama menangkap dan mempertahankan kepentingan peserta didik dalam kegiatan pedagogis.

2.      Teori skinner
Teori pengkondisian operan. Untuk memahami pengkondisian operan, kita perlu membedakan apa yang disebut Skinner  dengan perilaku respon dan perilaku operan. Perilaku respon adalah respon langsung pada stimulus, seperti akomodasi biji mata sebagai respon pada kilatan cahaya, hentakan kaki sebagai respon pada pukulan di tempurung lutut. Sebaliknya, perilaku operan dikendalikan oleh akibat dari perilaku respon. Bila akibat dari perilaku respon tersebut positif, maka kita cenderung mengulangi perilaku tersebut, sebaliknya bila akibat dari perilaku respon tersebut negatif, maka kita cenderung tidak mengulanginya. Jadi proses belajar dengan pengkondisian operan adalah proses pengontrolan tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan yang relatif bebas. 

Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran Matematika
Seorang siswa diberi soal matematika sederhana dan siswa dapat menyelesaikannya sendiri. Guru memuji siswa karena telah berhasil menyelesaikan soal tersebut. Dengan peristiwa ini siswa merasa yakin atas kemampuannya, sehingga timbul respon mempelajari pelajaran berikutnya yang sesuai atau lanjutan apa yang dapat dia selesaikan tadi. Selanjutnya dikatakan bahwa pada umumnya stimulus yang demikian pada umumnya mendahului respon yang ditimbulkan. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya efektif jika suatu respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu.


3.      Teori Ausubel
Teori Belajar bermakna. Teori Belajar Bermakna Ausubel sangat dekat dengan Konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya belajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa. Keduanya mengandaikan bahwa dalam proses belajar itu siswa aktif.
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar, akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.

Aplikasi Teori Asubel Terhadap Pembelajaran Matematika
      Dalam pembelajaran matematika siswa akan lebih baik jika siswa tersebut dilibatkan langsung dalam pembelajaran, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar. Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.

4.      Teori Gagne
Sebagaimana tokoh-tokoh lainnya dalam psikologi pembelajaran, Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan indiviu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.

Aplikasi Teori Gagne terhadap Pembelajaran Matematika
      Karakteristik materi matematika yang berjenjang (hirarkis) memerlukan cara belajar yang berjenjang pula. Untuk memahami suatu konsep dan/atau rumus matematika yang lebih tinggi, diperlukan pemahaman yang memadai terhadap konsep dan/atau rumus yang ada di bawahnya, dalam hal ini guru sangat berperan dalam proses pembelajaran.


5.      Teori Pavlov
Dapat dikatakan bahwa pelopor teori coditioning adalah Ivan Petrovich Pavlov, seorang ahli psikolog-refleksologi dari Rusia. Ia mengadakan percobaan-percobaan dengan anjing. Pavlov meneliti apakah bunyi bel sebagai stimulus berkondisi dapat menimbulkan air liur sebagai respon berkondisi pada anjing, dan hasilnya adalah :
a) Apabila daging disajikan maka anjing mengeluarkan air liur (alami)
b) Apabila bunyi bel disajikan secara bersamaan dengan daging maka air liur tidak keluar
c) Apabila perlakuan pada poin b) dilakukan secara berulang-ulang maka air liur anjing dapat keluar
d) Apabila bunyi bel diganti dengan bunyi sirine maka anjing tetap mengeluarkan air liur
e) Apabila bunyi bel disajikan sacara terus menerus tanpa diikuti oleh daging maka lama-lama air liur tidak keluar hal ini disebut extinction (kepunahan)
f) Apabila stimulus disajikan secara bervariasi yaitu dengan penguatan berupa lampu merah disertai daging dan lampu hijau tidak disertai daging dan diberikan secara berulang-ulang maka anjing akan mengeluarkan air liur ketika melihat lampu merah walaupun tidak disertai daging karena sudah terbentuk respon berkondisi.

Kesimpulan penelitian Pavlov adalah bahwa dalam diri anjing akan terjadi penglondisian selektif berdasar penguatan selektif artinya anjing dapat membedakan stimulus yang disertai penguatan dan yang tidak disertai penguatan. Teori Pavlov ini disebut Classical Conditioning
.



Hukum-hukum dan Contoh Penerapan Teori Pavlov- Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
  1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
  2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
Aplikasi Teori Pavlov terhadap Pembelajaran Matematika
Saat pembelajaran matematika berlangsung, ketika guru memberikan hadiah kepada siswa (unconditioning stimulus), siswa secara otomatis akan senang/ bersemangat(unconditioning respons) . Ketika guru memberikan tugas matematika kepada siswa, sebagian besar siswa kurang bersemangat.
Akan tetapi, saat itu guru menjanjikan akan member hadiah (Unconditioning Stimulus) kepada siswa yang berhasil mengerjakan matematika dengan baik (Conditioning Stimulus), sehingga siswa bersemangat mengerjakan tugas tersebut  (Unconditioning Respon). Setelah lama mengajar, guru itu tidak lagi memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil mengerjakan matematika dengan baik, akan tetapi, siswa tetap bersemangat (Conditioning respons) mengerjakan dengan harapan akan mendapat hadiah. Jika guru tidak lagi memberi hadiah, lama-kelamaan siswa tidak lagi bersemangat mengerjakan matematika.


6.      Teori Bandura
Teori yang dikembangkan oleh Albert Bandura adalah Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory).  Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa. Teori belajar tentang teori berpikir sosial ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting yang alami/lingkungan sebenarnya.
Teori belajar sosial Bandura menunjukkan pentingya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain. Teori ini menjelaskan perilaku manusia dalam, konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:
1.      Perhatian (atensi), mencakup peristiwa peniruan (adanya kejelasan, keterlibatan perasaan, tingkat kerumitan, kelaziman, nilai fungsi) dan karakteristik pengamat (kemampuan indra, minat, persepsi, penguatan sebelumnya). Dalam proses ini, Individu yang belajar melalui modeling dituntut untuk memperhatikan dan mempersepsi perilaku model secara tepat. Tingkat keberhasilan belajar itu ditentukan oleh karakteristik model maupun karakteristik pengamat itu sendiri. Karakteristik model yang merupakan variabel penentu tingkat perhatian itu mencakup frekuensi kehadirannya, kejelasannya, daya tarik personalnya, dan nilai fungsional perilaku model itu. Karakteristik pengamat yang penting untuk proses perhatian adalah kapasitas sensorisnya, tingkat ketertarikannya, kebiasaan persepsinya, dan reinforcement masa lalunya.
2.      Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan simbol, pengulangan motorik. Agar proses ini berjalan efektif, maka modelling harus disimpan dalam ingatan. Menyimpan informasi secara imaginal atau mengkodekan peristiwa model ke dalam simbol‑simbol verbal yang mudah dipergunakan merupakan cara-cara yang bisa digunakan dalam proses retensi. Materi yang bermakna bagi pengamat dan menambah pengalaman sebelumnya akan lebih mudah diingat. membayangkan perilaku model atau dengan mempraktekkannya merupakan cara lain untuk mengingat dalam tahapan ini. Keterampilan dan struktur kognitif pengamat dapat memperkuat retensi. Motivasi untuk belajar juga berperan dalam retensi, meskipun insentif lebih bersifat fasilitatif daripada keharusan.
3.      Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik. Pada tahap tertentu, gambaran simbolik tentang perilaku model mungkin perlu diterjemahkan ke dalam tindakan yang efektif. Pengamat memerlukan gambaran kognitif yang akurat mengenai perilaku model untuk dibandingkan dengan umpan balik sensoris dari perbuatannya. Modelling korektif merupakan cara yang efektif untuk memberikan umpan balik bila pengamat melakukan kinerja yang tidak tepat.Variabel pengamat yang mempengaruhi reproduksi perilaku mencakup kapasitas fisiknya, apakah perbendaharaan responnya sudah mencakup komponen‑komponen respon yang diperlukan, dan kemampuannya untuk melakukan penyesuaian korektif bila mencobakan perilaku baru.

4.      Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Motivasi merupakan hal penting yang mendukung operasionalisasi individu untuk apa yang telah dipelajarinya. Bila individu tersebut memiliki motivasi yang besar maka besar kemungkinan ia mempraktekan apa yang telah ia pelajari, begitupula sebaliknya.

Aplikasi Teori Bandura Terhadap Pembelajaran Matematika
      Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si pembelajar. Model disini tidak harus dari guru, namun tergantung apa yang akan diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan materi yang berupa aspek psikomotorik dan afektif,  karena pembelajar langsung dapat memperhatikan, mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan.
      Namun dalam belajar matematika yang diajarkan adalah berupa konsep sehingga guru harus dapat menghadirkan model yang menarik perhatian dan dapat mudah diingat oleh si pembelajar. Penulis berusaha memberi suatu contoh dalam pembelajarn matematika. Misalnya seorang guru akan mengajarkan bagaimana menemukan volume dari balok. Disini dihadirkan/disediakan balok dan kubus yang berukuran 1 satuan kubik sebagai model. Dengan dipraktekkan oleh guru dan ditirukan oleh siswa guru memperagakan bagaimana menentukan volume balok kemudian menentukan rumus volume balok. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memperhatikan model dan menirukan bagaimana menentukan rumus volume balok, dan pembelajar harus mengingatnya. Selanjutnya pembelajar dituntut untuk dapat mampu meniru pemodelan tersebut. Beberapa proses ini akan lebih berhasil jika ada motivasi yang kuat dari pembelajar untuk mempelajarinya.



Sumber
mohammadarief1.blogspot.com/2014/02/psikologi-pembelajaran-matematika.html
http://www.ilmupendidik.com/2014/10/hukum-hukum-dalam-teori-pavlov.html
http://lasminsmansarbg.blogspot.co.id/2012/07/teori-belajar-bandura.html