Jumat, 04 November 2016

Pertentangan Tentang Filsafat Manusia



Apa yang telah dikatakan oleh para filsuf hingga kini tentang manusia tidakklah tanpa menimbulkan keragu-raguan. Mereka memang telah menyajikan pelbagai konsepsi tentang manusia yang tampaknya saling bertentangan. Bagi Plato dan Plotinos, misalnya manuisa itu adalah suatu makhluk ilahi. Bagi Epikuros dan Lukretius, sebaliknya, manusia adalah suatu makhluk yang berumur pendek, lahir karena kebetulan dan akhirnya sama sekali lenyap. Menurut Descartes, kebebasan manusia mirip dengan kebebasan Tuhan, padahal Voltaire yakin bahwa manusia itu tidak berbeda dengan esensial dengan binatang-binatang yang paling tinggi. Hobbes, yang memang hidup dalam pergolakan zaman, berpendapat bahwa manusia itu dalam daya geraknya bersifat agresif dan jahat, sedangkan Rousseau menganggapnya sebagai baik dalam kodratnya.

            Bukan saja para filsuf yang saling bertentangan pandangan perihal manusia, malahan mereka itu telah melakukan banyak kesalahan yang mengecewakan. Plato menganggapnya sudah hidup lebih dulu dalam suatu dunia abadi diawang-awang sebelum “jatuh” ke dalam suatu badan yang membredelnya. Adapun Descartes menggambarkannya sebagai terbentuk dari bahan dan jiwa sebagai dua “substansi” yang lengkap masing-masing. Beberapa filsuf lain menganggap manusia itu tidak mempunyai kebebasan. Dengan melihat semua fakta itu, dapatkah kita mendengarkan dengan kepercayaan apa yang dikatakan para filsuf kepada kita tentang sifat dasar manusia?

            Salah satu tugas filsafat adalah membuat pertentangan-pertentangan ini bisa bermanfaat, asalkan saja orang mampu mengatasinya dan menemukan titik-titik pandangan yang mendamaikannya.

Sumber : Abidin, Zainal. 2006. Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar