Terdapat
beberapa aliran di dalam filsafat manusia. Masing-masing aliran memiliki
pandangan tentang hakikat atau esensi manusia. Dari sekian banyak aliran,
terdapat dua aliran tertua dan terbesar, yaitu materialisme dan idealisme.
1. Meterialisme
Materialisme
adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi
manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau
material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan, dan
bersifat objektif. Karena menempati ruang dan waktu serta bersifat objektif,
maka ia bisa diukur, dikuantifikasi (dihitung), diobservasi.
Para
materialis percaya bahwa tidak ada kekuatan apa pun yang bersifat spiritual di
balik gejala atau peristiwa yang bersifat material itu. Kalau ada peristiwa
atau gejala yang masih belum diketahui, atau belum bisa dipecahkan oleh
manusia. Maka hal itu bukan berarti ada kakuatan yang bersifat spiritual di
belakang peristiwa tersebut, melainkan karena pengetahuan dan akal kita saja
yang belum dapat memahaminya. Penjelasan tentang gejala tersebut tidak perlu
dicari di dalam dunia spiritual, karena tidak ada yang namanya dunia spiritual.
Penjelasan tersebut harus bersdasarkan pada data-data yang bersifat inderawi.
2. Idealisme
Kebalikan
dari materialisme adalah idealisme. Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah
bersifat spiritual (oleh sebab itu, aliran ini sering disebut juga
spiritualisme). Para idealis percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan
spiritual di belekang setiap penampakan atau kejadian. Esensi dari kenyataan
spiritual ini adalah berpikir. Karena kekuatan atau kenyataan spiritual tidak
bisa diukur atau dijelaskan berdasarkan pada pengamatan empiris, maka kita
hanya bisa menggunakan metafor-metafor kesadaran manusia. Misalnya, kekuatan
spiritual dianggap bersifat rasional, berkehendak, berperasaan, kratif, dan
lain-lain.
Abidin,
Zainal. 2006. Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat. (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar