A.
Filsafat
Alam
Alam ialah seluruh zat dan
energi, khususnya dalam bentuk
esensinya. Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala,
"alam" termasuk segala sesuatu dari semesta pada subatom. Ini termasuk
seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral; seluruh sumber daya alam dan
peristiwa (tornado,
gempa bumi). Juga termasuk
perilaku binatang hidup, dan proses
yang dihubungkan dengan benda
mati.
Filsafat alam (dari bahasa Latin philosophia
naturalis) adalah istilah yang melekat pada pengkajian alam dan semesta fisika yang pernah
dominan sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Filsafat alam dipandang
sebagai pendahulu ilmu alam
semisal fisika.
Bentuk-bentuk ilmu pengetahuan per
sejarahnya berkembang di luar filsafat,
atau lebih khususnya filsafat alam. Di universitas-universitas
yang lebih tua, Kursi-Kursi Filsafat Alam yang sudah mapan kini sebagian besar
dikuasai oleh para guru besar
fisika. Catatan modern ilmu pengetahuan dan ilmuwan merujuk pada
abad ke-19 (Webster's Ninth New Collegiate Dictionary menuliskan bahwa asal
mula kata "ilmuwan" adalah dari tahun 1834). Sebelumnya, kata
"ilmu pengetahuan" sekadar berarti pengetahuan dan gelar ilmuwan
belumlah wujud. Karya ilmiah Isaac Newton
dari tahun 1687 dikenal sebagai Philosophiæ
Naturalis Principia Mathematica.
B.
Filsafat Alam Menurut Thales
Tentunya dalam persoalan sejarah
tentang kebenaran sesuatu bukanlah hal yang mudah. Terutama tak ditemukan data
yang dapat dijadikan sebuah rujukan. Hal ini juga yang telah menimpa dalam
kehidupan Thales, belum ada yang mengukapkan secara jelas yang menyebutkan
kapan ia lahir. Yang ada hanya perkiraan, bahwa ia hidup pada tahun 625-545
sebelum Masehi .
Sesosok yang dilahirkan dari Grik. Ia
merupakan saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir. Tak hanya itu ia juga
ahli politik. Dan juga mempunyai kesempatan untuk bejar matematika, dan
astronomi. Dari kepandaian itu ia menggunkan sebagai ahli nujum. Dan pada suatu
waktu ia gunakan nujum untuk menuinjukan kapan terjadi gerhana matahari, dan
nujum terbukti yang terjadi pada tahun 585 SM .
Setelah sekilas berbicara tentang
kehidupan Thales. Dan disini penulis hendak mencoba memaparkan pemikiran. Dalam
pemikiran ia banyak memikirkan masalah Alam. Dari asal usul alam dan mencoba
merasionalkan dari adat sebelumnya yang telah lama ada dalam lingkungannya yang
masih mempercayai tahayul.
Karena itu lah ia juga disebut bapak
Filsafat. Dalam berbicara alam. Ia mempercanyai bahwa alam semesta ini dapat
dimengerti oleh akal. Oleh karena itu ia menggunakan akalnya untuk mengamati alam
dan mengatakan bahwa semua adalah air. Air merupakan merupakan adalah pangkal,
pokok dan dasar (prinsip) segala-galanya. Semua terjadi dari air dan semua
kembali kepada air pula.
Bagi Thales, air adalah sebab pertama
dari segala yang ada dan yang jadi. Tetapi, juga akhir dari segala yang ada dan
jadi itu. Di awal air di ujung air. Air itu satu air merupakan subtansi. Dan
kerena air jika dipanaskan akan menjadi uap. Uap air kalau mendingin akan
menjadi air kembali.
Tentunya dalam hal ini bukan hanya merupakan
asal berbicara. Namun, ada beberapa hal yang menjadikan air tersebut menjadikan
kesimpulan dari pemikirannya. Dengan akal dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari. Dan dari semua itu dijadikan untuk menyusun bangunan pemikiran
tentang alam.
Dalam kehidupannya yang terletak di
daerah pesisir yang selalu terjebak dengan air yang merupakan sumber hidup.
Sebagaimana ia lihat dalam kehidupan yang mengambil dari sungai Nil.
Dalam kepercayaan Thales merupakan
seorang yang anisme. Anisme merupakan kepercayaan bahwa bukan saja yang hidup
yang mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati.
C.
Jembatan antara Ilmu Pengetahuan Alam dengan Filsafat
Frank (dalam Soeparmo, 1984), dengan
mengambil sebuah rantai sebagai perbandingan, menjelaskan bahwa fungsi filsafat
ilmu pengetahuan alam adalah mengembangkan pengertian tentang strategi dan
taktik ilmu pengetahuan alam. Rantai tersebut sebelum tahun 1600, menghubungkan
filsafat disatu pangkal dan ilmu pengetahuan alam di ujung lain secara
berkesinambungan. Sesudah tahun 1600, rantai itu putus. Ilmu pengetahuan alam
memisahkan diri dari filsafat. Ilmu pengetahuan alam menempuh jalan praktis
dalam menurunkan hukum-hukumnya. Menurut Frank, fungsi filsafat ilmu
pengetahuan alam adalah menjembatani putusnya rantai tersebut dan menunjukkan
bagaimana seseorang beranjak dari pandangan common sense (pra-pengetahuan) ke
prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam.
Filsafat ilmu pengetahuan alam
bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan pandangan dunia yang di dalamnya
ilmu pengetahuan alam, filsafat dan kemanusian mempunyai hubungan erat.
Sastrapratedja (1997), mengemukakan bahwa ilmu-ilmu alam secara fundamental dan
struktural diarahkan pada produksi pengetahuan teknis dan yang dapat digunakan.
Ilmu pengetahuan alam merupakan bentuk refleksif (relefxion form) dari proses
belajar yang ada dalam struktur tindakan instrumentasi, yaitu tindakan yang
ditujukan untuk mengendalikan kondisi eksternal manusia. Ilmu pengetahuan alam
terkait dengan kepentingan dalam meramal (memprediksi) dan mengendalikan proses
alam.
D.
Ilmu Pengetahuan sebagai penjabaran
pemikiran positifisme
Positivisme menyamakan rasionalitas
dengan rasionalitas teknis dan ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan alam.
Menurut Van Melsen (1985), ciri khas pertama yang menandai ilmu alam ialah
bahwa ilmu itu melukiskan kenyataan menurut aspek-aspek yang mengizinkan
registrasi inderawi yang langsung. Yang diregistrasi dalam eksperimen adalah
cara benda-benda bereaksi atas “campur tangan” eksperimental kita.
Eksperimentasi yang aktif itu memungkinkan suatu analisis jauh lebih teliti
terhadap banyak faktor yang dalam pengamatan konkrit selalu terdapat
bersama-sama. Tanpa pengamatan eksperimental kita tidak akan tahu menahu
tentang elektron-elektron dan bagian-bagian elementer lainnya. Ilmu pengetahuan
alam mulai berdiri sendiri sejak abad ke 17. Kemudian pada tahun 1853, Auguste
Comte mengadakan penggolongan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya penggolongan ilmu
pengetahuan yang dilakukan oleh Auguste Comte (dalam Koento Wibisono, 1996).
Dalam penggolongan ilmu pengetahuan tersebut, dimulai dari
Matematika, Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia, Biologi dan Sosilogi. Ilmu Kimia
diurutkan dalam urutan keempat. Penggolongan tersebut didasarkan pada urutan
tata jenjang, asas ketergantungan dan ukuran kesederhanaan. Dalam urutan itu,
setiap ilmu yang terdahulu adalah lebih tua sejarahnya, secara logis lebih
sederhana dan lebih luas penerapannya daripada setiap ilmu yang dibelakangnya
(The Liang Gie, 1999). Pada pengelompokkan tersebut, meskipun tidak dijelaskan
induk dari setiap ilmu tetapi dalam kenyataannya sekarang bahwa fisika, kimia
dan biologi adalah bagian dari kelompok ilmu pengetahuan alam. Ilmu kimia
adalah suatu ilmu yang mempelajari perubahan materi serta energi yang menyertai
perubahan materi.
Untuk itu
diharapkan uraian ini dapat memberikan dasar bagi para ilmuan IPA dalam
merenungkan kembali sejarah perkembangan ilmu alam dan dalam pengembangan ilmu
IPA selanjutnya.
Sumber : http://muhammadalisunan.blogspot.co.id/2012/05/makalah-filsafat-alam.html
Sumber : http://muhammadalisunan.blogspot.co.id/2012/05/makalah-filsafat-alam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar