Kalau mau dibandingkan dengan apa yang
terjadi di Afrika, boleh dikatakan bahwa dampak perubahan iklim di Indonesia
belum ada apa-apanya dibandingkan dengan dampak perubahan iklim di Benua hitam
ini. Menurut laporan yang dikeluarkan koalisi NGO Inggris untuk lingkungan, ditemukan
bahwa fenomena perubahan iklim telah membunuh jutaan populasi Afrika dalam satu
dekade. Cara yang dilakukan perubahan iklim dalam membunuh orang-orang Afrika
sangat beragam. Mulai dari kelaparan yang mematikan sampai kehausan yang amat
sangat. Keseluruhannya merupakan dampak dari perubahan iklim.
Di saat orang-orang di negara-negara
yang makmur memberikan makanan kepada hewan piaraan mereka sebanyak tiga kali
sehari, maka orang-orang Afrika perlu menunggu selama seminggu untuk merasakan
kenyang sebagaimana hewan piaraan di negara-negara makmur merasa kekenyangan.
Mungkin kamu juga salah satu orang yang beruntung dapat hidup dengan makanan
yang berlimpah di sekelilingmu. Maka seharusnya kamu bersyukur karena orang Afrika
saja ter kadang harus saling membunuh dulu antar sesamanya hanya untuk
memperebutkan sepiring nasi.
Perubahan iklim telah membuat iklim di
Afrika semakin lama semakin panas. Afrika yang semakin panas ini menyulitkan
orang Afrika untuk menanam apa pun yang bisa dimakan. Alhasil orang Afrika
tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri yang merupakan basic needs jika
mau terus hidup di dunia. Karena tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri,
orang Afrika tidak akan pernah bisa mengakhiri mimpi buruk kemiskinan yang
mereka hadapi.
Sebenarnya sederjana saja untuk
membuktikan apakah suatu masyarakat dapat dikatakan miskin atau tidak. Tidak
usah memperdebatkan apakah kemiskinan itu di bawah sepuluh ribu rupiah perhari
atau dua dollar per hari. Tidak penting. Lihat saja, apakah mereka dapat
memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya seperti makan dan minum. Jika belum
terpenuhi, maka mereka termasuk orang miskin.
Sebagai informasi, jenis kelaparan
dilihat dari penyebabnya dapat dibagi menjadi dua, yang pertama starvation dan
yang kedua famine. Famine itu adalah jenis kelaparan dimana ada
orang yang kelaparan padahal dua ratus meter dari tempat ia kelaparan terdapat restoran
mahal. Kalau starvation adalah kondisi dimana terdapat orang kelaparan
karena tidak ada makanan di sekelilingnya. Kelaparan model pertama karena tidak
adanya akses terhadap makanan yang kedua kelaparan model kedua karena memang
tidak ada makanan. Di Afrika yang terjadi adalah model yang kedua. Artinya, memang
susah sekali mencari makanan di Afrika sedangkan penduduknya banyak.
Belum lagi fakta bahwa 70% orang
Afrika bermata pencaharian di sektor pertanian. Pemanasan global tentu sangat
berdampak terhadap sektor ini. Kalau orang Afrika banyak yang bermata pencaharian
sebagai penyedia jasa seperti di Singapura tentu pemanasan global tidak akan
terlalu berpengaruh. Tapi masalahnya orang Afrika mayoritas adalah petani
sehingga pemanasan global akan berpengaruh sekali terhadap mereka.
Andrew Simms dalam laporannya mengenai
Afrika mengatakan bahwa Pemanasan Global telah membuat kehidupan 25 juta orang yang
tinggal di Sub-Saharan Afrika (Afrika Barat Laut) menghadapi ancaman kematian
akibat kelaparan. Dalam kasus Sub-Sahara Afrika, ternyata Pemanasan global memiliki
dua dampak yang saling bertolak belakang. Pertama ia membuat daerah yang panas
menjadi semakin panas dan kedua ia membuat daerah yang lembab menjadisemakin
lembab.
Jadi, pemanasan global berakibat
kepada dua hal yang secara ekstrem bertolak belakang yakni kekeringan yang amat
sangat dan naiknya curah hujan yang membuat daerah-daerah tertentu kebanjiran.
Meski bertolak belakang, kedua dampak dari pemanasan global ini akan membawa
kepada kematian jutaan umat manusia dan makhluk hidup lainnya.
Memang aneh dunia tempat kita tinggal
ini. Benua Afrika adalah benua yang paling sedikit berkontribusi dalam pemanasan
global. Tapi Benua Afrikalah yang harus merenggang nyawa akibat pemanasan
global. Sedangkan Negaranegara Eropa, Australia, dan Amerika Serikat yang
memberikan kontribusi paling banyak terhadap pemanasan global, masih dapat menikmati
indahnya hidup. Tidak pernah ada kekeringan, tidak pernah ada kebanjiran
apalagi kelaparan.
Jika saja pemanasan global itu adalah
bencana alam yang tidak bisa dihindari, maka satu-satunya cara yang bisa kita
lakukan hanyalah berdoa kepada Allah agar bencana ini ditarik kembali. Tapi pada
kenyataannya, pemanasan global adalah bencana yang terjadi akibat ulah manusia
terlebih manusia yang rakus. Jadi berdoa saja tidak cukup. Kita tidak boleh hanya
mengatakan pasrah terhadap takdir. Semua penyelesaian terletak di pundak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar