Rabu, 28 Desember 2016

Proses Terbentuknya Iman



Spermatozoid dan ovum yang diproduksi dan dipertemukan atas dasar ketentuan yang digariskan ajaran Allah merupakan benih yang baik. Allah menginginkan agar makanan yang dimakan berasal dari rezeki halalanthayyiban. Pandangan dan sikap hidup seseorang ibu yang telah hamil mempengaruhi psikis yang dikandungnya. Ibu yang mengandung tidak lepas dari pengaruh suami, maka secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup suami juga berpengaruh secara psikologis terhadap bayi yang sedang dikandungnya. Oleh karena itu jika seseorang menginginkan anaknya kelak menjadi mukmin yang muttaqin, maka suami istri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan yang dikehendaki Allah.

Benih Iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan iman. Berbagai pengaruh terhadap seseorang, akan mengarahkan iman/kepribadian seseorang baik yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat,pendidikan maupun lingkungan termasuk benda-benda mati seperti cuaca, tanah, air dan lingkungan flora serta fauna.

Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Tingkah laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi anak-anak. Tingkah laku yang baik maupun buruk akan ditiru anak-anaknya. Jangan diharapkan anak berperilaku baik, apabila orang tuanya selalu melakukan perbuatan tercela. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda; “setiap anak lahir membawa fitrah. Orang Tuanya yang berperan menjadikan anaknya tersebut menjadi yahudi, Nasrani atau majusi.

Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran allah, maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah.

Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin kepada Allah, maka ajaran Allah harus diperkenalkan sedini mungkin seseuai dengan kemampuan anak itu dari tingkat verbal sampai tingkat pemahaman. Bagaimana seorang anak menjadi anak beriman, jika kepada mereka tidak diperkenalkan al-Quran.

Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci beubah menjadi senang. Seorang harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya agar kelak setelah menjadi dewasa menjadi senang dan terampil dalam melaksanakan ajaran-ajaran Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar