Sebagaimana yang sudah dijelaskan
diatas, Baptise telah menemukan bahwa ternyata gas Rumah Kaca berdampak kepada pemanasan
suhu muka bumi. Tapi sekali lagi, penemuan ini tidak terlalu dihiraukan oleh
orang kebanyakan di zamannya. Penemuan ini masih dianggap sekadar teori yang
tidak dapat dibuktikan secara langsung. Nah, tatkala teknologi semakin canggih,
baru orang pada percaya dengan penemuan Baptise. Pada dekade 1980’an, para ilmuwan
baru percaya bahwa memang ada fenomena pemanasan suhu bumi.
Sebenarnya, peningkatan suhu bumi itu
sudah terjadi lebih dari ratusan ribu tahun yang lalu. Berakhirnya zaman es diperkirakan
juga dampak dari pemanasan global. Tapi peningkatan suhu bumi yang terjadi
masih dalam batas-batas yang normal. Kirakira seratus tahun terakhir umur bumi,
baru peningkatan suhu yang terjadi mulai berada diluar batas-batas kewajaran.
Makanya, istilah pemanasan global (global warming) lebih tepat dari pada
peningkatan suhu.
Namun kenapa ada kata-kata global?
Sebab pemanasan yang terjadi tidak pandang bulu. Dia terjadi secara merata di seluruh
lapisan permukaan bumi. Meski gas emisi Rumah Kaca yang
membuat temperatur bumi makin tinggi banyak dihasilkan di
wilayah utara, dampak dari peningkatan temperatur tersebut tidak hanya dialami
oleh wilayah utara saja tapi juga wilayah selatan.
Jadi, dalam kasus pemanasan
global, Bumi kita ini cuma satu dan tidak ada lagi yang namanya batasan-batasan
yang namanya negara. kalau dalam masalah Palestina, banyak orang Islam yang ingin
lepas dari tanggung jawab mengatakan bahwa: “Lho ini kan masalah
orang Palestina dan orang Arab saja. Ngapain pula ngurusin hal yang
jauh, di sini kan juga banyak persoalan yang pelik”. Retorika mereka
tidak berlaku dalam masalah pemanasan global. Sebagai contoh, pencemaran oleh
gas emisi rumah kaca di daerah yang jauh dari Indonesia seperti di Eropa atau
di Amerika bisa jadi akan berdampak sangat besar terhadap Indonesia sendiri.
Karena pemanasan global terjadi di
dalam atmosfer, mau tidak mau, pemanasan global sangat mempengaruhi
proses-proses alamiah yang terjadi di wilayah tersebut. Apalagi di wilayah
atmosfer kan, ada proses alamiah pembentukan iklim dan suhu. Apakah mereka juga
akan terkena pengaruh dari pemanasan global?
Adalah seorang ilmuwan bernama G.S.
Callendar yang menemukan bahwa pemanasan global juga turut mempengaruhi perubahan
iklim. Teori G.S. Callendar bernasib sama dengan teorinya Baptise yakni
sama-sama ditolak karena dianggap bukti-buktinya tidak begitu kuat. Tapi, memasuki
tahun 1970’an dan 1980’an, penemuan akademik tentang hubungan antara pemanasan
global dengan perubahan iklim semakin banyak. Pada akhirnya, semua ilmuwan
sepakat bahwa pemanasan global sangat terkait erat dengan perubahan iklim.
Dapat kita simpulkan bahwa emisi gas
rumah kaca telah menimbulkan dua fenomena alam yang sangat berbahaya yakni pemanasan
global dan perubahan iklim. Karena eratnya hubungan antara pemanasan global dan
perubahan iklim, pemakaian dua konsep mengenai dua fenomena yang berbeda ini
terkadang digunakan secara interchangeable atau dapat ditukar-tukar.
Jika kita berbicara masalah pemanasan global pastilah kita juga berbicara masalah
perubahan iklim dan begitu pun sebaliknya. Beberapa buku teks tentang
lingkungan, memasukkan dua fenomena ini dalam satu konsep saja; jika tidak
menggunakan konsep climate change, pasti yang digunakan konsep global
warming. Sekali lagi, hal ini menggambarkan bagaimana eratnya hubungan
antara pemanasan global dengan perubahan iklim.
Pemanasan global selalu ditandai dengan
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Meningkatnya suhu rata-rata bumi
ini secara langsung akan mengakibatkan naiknya suhu air laut. Naiknya suhu air
laut turut menyebabkan meningkatnya proses penguapan di udara serta berubahnya
pola curah hujan dan tekanan udara. Berubahnya suhu air, proses penguapan dan
pola curah hujan juga akan mengubah iklim dunia sebab unsur-unsur itulah yang membentuk
iklim dunia. Karena unsur-unsur iklim dunia berubah, berubah pulalah iklim
dunia. Kesimpulannya pemanasan global pasti akan mengakibatkan perubahan iklim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar