Konspirasi yang lebih sistemik lagi
dilakukan oleh tiga lembaga yang mengaku sebagai lembaga yang berfungsi untuk
menciptakan dunia yang lebih baik. Kenyataannya ketiga lembaga ini ternyata berada
dibalik beberapa kerusakan lingkungan yang terjadi di bumi. Ketiga lembaga ini
sering disebut Unholy Trinity sebagai pelesetan dari Holy Trinity.
IMF dan World Bank menggunakan
mekanisme hutang untuk menghancurkan lingkungan di Negara-negara berkembang dan
juga untuk memiskinkan rakyat di Negara-negara berkembang. Mungkin IMF tidak
secara langsung merusak lingkungan karena hutanghutang yang diberikan IMF ke
negara-negara berkembang biasanya berbentuk hutang moneter.
Yang paling terlibat dalam pengrusakan
lingkungan melalui hutang-hutangnya tentunya adalah World Bank, karena World
Bank memberikan hutang-hutangnya untuk membangun infrastrukturinfrastruktur di
negara-negara berkembang. Bentuk-bentuk infrasturkturnya beragam mulai dari
bendungan sampai jalan raya. Tapi bodohnya, bangunan-bangunan yang dibangun
sama World Bank ini ternyata menjadi sumber utama pengrusakan lingkungan di
negara-negara berkembang.
Dalam buku keren berjudul Mortgaging
the Earth, Bruce Rich mengupas secara detail bagaimana World Bank sangat
berperan dalam pemiskinan dunia dan krisis lingkungan. Melalui dana-dana yang diberikan
oleh Bank Dunia, negara-negara dunia ketiga disuruh membangun
infrastruktur-infrastrutkur yang tidak memperhatikan unsurunsur lingkungan
disekitar infrastruktur itu dibangun. Alhasil, atas nama pembangunan
infrastruktur, banyak sekali pengrusakan lingkunganpengrusakan lingkungan yang
tidak bertanggung jawab terjadi di berbagai belahan dunia terutama di
negara-negara berkembang.
Menurut cerita Bruce Rich, pada tahun
1990, sebuah program pemberian pinjaman (baca: Hutang) diumumkan kapada seluruh
dunia. Tujuan program ini pada awalnya dibuat untuk menyelamatkan hutan tropis
yang ada di seluruh dunia. Tempat pertama yang ditunjuk sebagai proyek pertama
adalah negara Afrika Barat bernama Guinea. Tidak tanggung-tanggung, dana yang
diberikan (baca lagi: dihutangin) World Bank kepada Guinea adalah sebesar 23
juta dollar.
Dokumen proyek Bank Dunia itu berjudul
“Pengelolahan dan Perlindungan Cagar Alam di Guinea”. Memang program ini lebih difokuskan
kepada perlindungan cagar alam di Guniea yang luasnya 150.000 hektar.
Diperkirakan 106.000 hektar dari 150.000 hektar cagar alam Guinea masih berupa
hutan tropis murni.
Tapi fakta di lapangan tidak seindah
judul program yang diberikan World Bank. Apa yang dilakukan oleh Bank Dunia
ternyata jauh berkebalikan dari apa yang diharapkan. Dana pinjaman tersebut (sekali
lagi ini hutang) digunakan untuk membangun jalan sepanjang 75 kilometer yang
menembus areal cagar alam tersebut. Tujuan sebenarnya dari dana hutang yang diberikan
kepada Guinea tak lain hanya untuk ngebabat 2/3 hutan yang ada di areal cagar
alam untuk kemudian diproduksi sebagai kayu glondongan.
Masih menurut Bruce Rich, pada awal
1990’an, World Bank memberi pendanaan terhadap proyek pembangunan bendungan di Brazil
yang akan menjadi pembangkit listrik. World Bank mengeluarkan dana sebanyak 500
juta Dollar untuk membuat 136 bendungan dalam kurun waktu 20 tahun. Tapi 79
dari 136 bendungan tersebut berlokasi di dalam hutan tropis yang masih perawan;
kebanyakan juga berada di lembah Sungai Amazon. Otomatis pembangunan bendungan
itu akan merusak lingkungan serta cagar budaya yang ada di lembah Amazon.
Sebagai contoh, bendungan yang terletak di Sobradinho dan Machadinho telah
membuat 70.000 warga desa miskin Brazil digusur dan tidak dapat ganti rugi yang
seimbang. Masih di Brazil, bendungan Itaparica yang juga didanai World Bank telah
membuat 40.000 orang terusir dari tempat tinggalnya. Jika masih keukeh tidak
mau diusir, para warga miskin ini tinggal menunggu saja kelelep sama air bah
tatkal pintu air bendungan dibuka. World Bank tugasnya cuma memberi hutang ke
negara berkembang. Mau dibuat apa, World Bank tidak menanggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar