Pemanasan global akan berdampak juga
pada semakin naiknya permukaan air laut. Kenapa? Karena bumi memiliki
berjuta-juta kubik es yang sewaktu-waktu bisa mencair menjadi air. Cadangan air
terbesar di Bumi bisa jadi bukan dalam bentuk cadangan air di bawah permukaan bumi
melainkan dalam bentuk es di kutub utara dan di kutub selatan. Terdapat jutaan
kubik air yang terperangkap dalam bentuk es di kutub utara dan
kutub selatan. Es yang ada dikutub tersebut merupakan objek yang paling rentan
terhadap pemanasan global.
Apalagi menurut penelitian yang
dikeluarkan IPCC tertulis bahwa pemanasan global terjadi lebih besar di daerah
kutub disbanding di daerah khatulistiwa. Jika di daerah tropis suhu naik 0.1°C,
maka di daerah kutub bisa mencapai 8°C. Artinya es Kutub Utara dan Kutub
Selatan akan lebih cepat mencair.
Akibat pemanasan global, es abadi yang
terdapat di samudera Artik telah menciut sekitar 14 % dari yang ada sebelumnya
dan itu setara dengan luas negara Turki! Menurut penelitian Dr. Mark Serreze, sebagaimana
yang dirilis oleh BBC, kawasan Artik kehilangan 2 juta km2 persegi esnya
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Para ilmuwan yang meneliti perubahan
lapisan es di Benua Antartika juga menemukan bukti bahwa pemanasan global menyebabkan
runtuhnya lapisan es di Antartika. Pemanasan global telah membuat lapisan es
Larsen B pada tahun 2002 pecah dan jatuh ke lautan. Lapisan es yang jatuh ini
sebesar 3.250 km persegi atau setara dengan luas negara Luxemburg.
Sebagai bahan pembanding, dulu pada
saat bumi masih berada di zaman es, pernah juga terjadi pemanasan global yang
membuat beberapa lapisan es di kutub utara mencair. Lantas apa yang terjadi akibat
mencairnya lapisan es tersebut? Alhasil, Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan
yang dulunya merupakan daratan yang satu sekarang terpisah-pisah menjadi
beberapa pulau yang berbeda. Daratan ini terpisah-pisah karena es yang mencair
membuat tingkat ketinggian air di permukaan bumi menjadi meningkat. Naiknya air
laut diperkirakan sebesar 200 meter. Jadi yang kita kenal dengan nama laut jawa
itu, sebenarnya dulunya adalah dataran rendah yang tenggelam gara-gara air naik
hingga 200 meter.
Dulu, pemanasan global yang terjadi
masih normal dan natural. Coba bandingkan dengan pemanasan global yang terjadi sekarang
dimana intervensi manusia terhadap pemanasan global
begitu nyata. Akibat ulah manusia, hanya dalam tempo satu abad, berapa
banyak es yang mencair akibat pemanasan global yang terjadi sekarang. Dalam
kondisi normal seperti zaman es saja sudah membuat pulau Jawa sama Kalimantan
terpisah. Apalagi dalam kondisi pemanasan global seperti sekarang ini. Ancaman
tentu akan lebih menakutkan lagi.
Selain itu, dulu manusia juga belum ada.
Meskipun ada, pasti jumlahnya masih sedikit. Nah sekarang, populasi manusia sudah
lebih dari 6 miliar. Dari enam milyar penduduk bumi, ternyata mayoritas berada
di daerah dataran rendah dan di pesisir pantai. Lihat saja, kota-kota besar di
dunia biasanya berada di pinggir pantai atau paling tidak di daratan rendah. Bisa-bisa
akibat kenaikan permukaan air laut, banyak kota-kota besar yang menjadi tempat
bernaung jutaan manusia terancam tenggelam. Ujung-ujungnya, manusia sendiri
juga terancam.
Di sebuah pulau di Samudra Pasifik
sudah ada ratusan penduduk yang memindahkan lokasi desa mereka ke pulau lain
karena desa mereka yang ada di pesisir pantai sudah tidak layak huni akibat naiknya
permukaan air laut membuat desa mereka tenggelam. Pohonpohon kelapa yang ada di
pinggir pantai telah terendam air dan para penduduk Pulau Tegua, Vanuatu, mulai
membongkar rumah kayunya dan berpindah ke pulau di dekatnya yang 600 meter
lebih tinggi. Bahkan dua pulau tak berpenghuni di Kiribati yakni Tebua Tarawa dan
Abenuea sudah tenggelam sejak 1999.24 Untung disitu tidak ada penduduknya.
Namun parahnya, mencairnya es di Kutub
Utara yang jelasjelas mengakibatkan kenaikan air laut ternyata memberikan keuntungan
kepada segelintir manusia yang tidak bertanggung jawab. Banyak yang melihat
melelehnya es di kawasan kutub sebagai kesempatan dalam kesempitan untuk
melakukan eksplorasi minyak. Kenapa ekplorasi minyak? Menurut penelitian
terbaru diperkirakan 25% cadangan minyak dunia ada di dasar Samudra Artik.
Jadi, dengan mencairnya es di kutub utara, semakin memudahkan proses eksplorasi
minyak bumi. Jadi, siapa lagi kalau bukan perusahaanperusahaan minyak yang akan
mendapat berkah akibat mencairnya
es di kutub. Gila! Masih ada aja ya, ada manusia yang mengambil kesempatan
dalam kemelaratan orang lain.
Selain itu, semakin mencairnya
samudera Artik semakin menciptakan perairan yang bebas es. Perairan bebas es di
Samudera Artik akan membuka jalur pelayaran baru yang disebut sebagai lintasan
Barat Laut. Diperkirakan pada tahun 2030 lintasan ini akan menjadi kenyataan.
Dengan adanya lintasan ini, maka perdagangan internasional dari Eropa ke Asia
yang selama ini harus mengitari Amerika ataupun Asia bisa dipersingkat dengan
menggunakan lintasan ini. para eksportir dan importir tentu akan lebih murah
dan cepat bila menggunakan jalur ini. Tentu saja, ada beberapa pihak yang akan
diuntungkan dengan adanya jalur ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar