Terdapat satu pandangan tentang kehidupan dan kejahatan
yang mempersoalkan tentang mengapa ada kejahatan dalam kehidupan di dunia ini,
padahal ada Allah yang mahabaik dan mahakuasa. Sebuah naskah klasik dari Epikuros
(341-270 SM) membuat inti sari masalah itu dengan baik sebagai berikut:
Allah mau meniadakan kejahatan tetapi
tidak dapat, maka Ia tidak berdaya. Hal ini tidak ditemukan pada Allah.
”Saya tidak akan berpanjang-panjang,
tetapi saya akan berbicara sekeras dan segigih mungkin. Kejahatan ada, ini
sebuah fakta. Dengan membabi buta ia membabat baik yang tak bersalah maupun
yang bersalah. Ia menimpa anak-anak. Itu saja. Itu cukup. Masalahnya telah
beres. Tak ada apapun atau seorang pun yang akan membebaskan Allah dari derita
seorang anak kecil yang tak bersalah; betul, tidak ada selain fakta bahwa Ia
tidak ada.”
Menurut Leahy (1993,274-5), terhadap
keberatan tersebut bahwa:
a. Kebaikan
ada, maka Allah ada. Argumen ini memiliki kedaulatan yang lebih tinggi dari
pada kejahatan ada maka Allah tidak ada, karena adalah pasti bahwa kebaikan
tidak dapat dimengerti tanpa adanya Allah. Tetapi tidak pasti bahwa kejahatan
tidak dapat dimengerti dengan adanya Allah. Kejahatan merupakan suatu yang dapat
saja terdapat di dalam suatu ciptaan. Dalam pengertian bahwa karena ciptaan itu
terbatas/tidak sempurna maka dapat saja terjadi bahwa ada kejahatan, yang
bersumber dari ciptaan yang terbatas tersebut. Untuk lebih jelasnya Leahy
mengajak untuk mengamati ciptaan dari dua aspeknya sebagai dunia material dan sebagai
dunia manusia. Dunia material ini, di mana muncul berturut-turut
makhluk-makhluk hidup dan manusia, adalah himpunan yang berbeda-beda dan bermacam-macam,
dan yang asing satu terhadap yang lain maka dunia material mengandung
kemungkian untuk berbenturan. Semakin berkembang perasaan dan kesadaran dalam
makhluk hidup itu, semakin besar pula kemampuannya menderita.
b. Materi
mempunyai hukum-hukumnya sendiri dan mempunyai resistensi terhadap tindakan
manusia. Manusia hanya dapat menguasainya dengan suatu usaha dan karya yang
gigih serta menyakitkan.
c. Manusia
berdasarkan konstitusi-hayatinya adalah makhluk bernyawa, terbatas, lemah,
mudah terluka, dari kodratnya ia tidak luput dari keausan dan keusangan serta
kematian.
d. Dalam
keadaan demikian Allah dituntut untuk campur tangan dalam ciptaan-Nya, akan
tetapi perlu disadari pula bahwa Allah juga menghormati ciptaanNya beserta hukum-hukumnya.
Allah telah menciptakan manusia dengan inteligensi dan kebebasannya tetapi
sekaligus di situ terkandung kemungkinan munculnya kejahatan moral. Misalnya
karena kebebasannya manusia justru memilih melakukan perang ketimbang
menciptakan kedamaian.
e. Fakta hidup-berdampingannya banyak individu yang berbeda satu sama
lain itu sendiri sudah sewajarnya membawa serta banyak kesempatan terjadinya
konflik. Apalagi dengan masuknya kebebasan kemungkinan konflik tidak dapat
bertambah besar. Dalam sebuah dunia yang dihuni oleh individu-individu yang bebas
dan tidak sempurna, selalu ada kemungkinan untuk berusaha mewujudkan diri
dengan melupakan, mengabaikan atau menolak individu lain, dan juga selalu ada
godaan untuk menguasai pihak-pihak yang paling lemah. Dari situlah asalnya
resiko munculnya egoisme, kekerasan, segala macam ketidakadilan, pada setiap
tingkatan hubungan antar manusia.
f. Oleh karena kebebasannya manusia dipanggil untuk berhubungan
dengan Allah. Namun kemungkinan semacam itu juga mengandung kemungkinan
penolakan. Allah tidak mau dan tidak dapat memaksa ciptaanNya untuk
mengasihiNya. Allah menghendaki kebaikan, tetapi muncullah kejahatan.
Satu-satunya cara untuk mengatasi kontradiksi ini ialah dengan memahami bahwa
dengan menghendaki kebaikan itu, Allah tidak dapat tidak memungkinkan
kejahatan, itu bukan berarti bahwa kejahatan memang benar-benar dikehendakiNya.
Kemungkinan inilah yang menjadi nyata dalam terjadinya suatu kejahatan yang
sebenarnya tidak dikehendaki Allah tetapi yang mau tidak mau diizinkanNya
karena Ia menghendaki suatu kebaikan yang mau tidak mau mengandung kemungkinan kejahatan
itu...
Sumber: Linus
K. Palindangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar