Banyak orang yang optimis bahwa permasalahan lingkungan dapat
diatasi dengan melakukan negosiasi-negosiasi pada tataran internasional.
Protokol Montreal adalah buktinya. Melalui Protokol Montreal, penggunaan gas CFC
baik untuk konsumsi industri maupun rumah tangga dapat dikurangi bahkan
dilarang.
Tapi dibalik kisah kesuksesan Protokol Montreal, sebenarnya ada
cerita lain kenapa Protokol ini disahkan sedangkan hamper kebanyakan
peraturan-peraturan tentang lingkungan sangat susah untuk disahkan. Jawabannya
sederhana, karena ada yang diuntungkan dengan dilarangnya penggunaan CFC. siapa
yang diuntungkan? Tak lain dan tak bukan adalah perusahaan-perusahaan besar
Amerika Serikat.
Mengapa perusahaan AS bisa mereka mendapat keuntungan? Bukankah
pelarangan zat CFC akan merugikan sektor industri terutama perusahaan industri
di negara-negara maju karena CFC sangat dibutuhkan dalam proses industri?
Memang penggunaan CFC merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses produksi dalam pabrik-pabrik industri. Tidak cuma pabrik industri,
terkadang konsumsi rumah tangga juga mengeluarkan menggunakan gas CFC.
Contohnya saja penggunaan AC. Jadi, negara-negara maju lah yang paling banyak
berkontribusi dalam pemakaian gas CFC, karena mereka lebih banyak memiliki
pabrik-pabrik industri dan masyarakatnya juga pengguna terbesar CFC.
Pada tahun 1975, dua orang profesor, Molin dan Rowland,
menemukan bahwa telah terjadi proses penipisan lapisan ozon. Ada indikasi, fenomena
ini diakibatkan oleh penggunaan CFC. Tapi banyak juga yang menolak, karena
belum ada pembuktian ilmiah terhadap indikasi tersebut. Atas prakarsa UNEP,
berbagai penelitian dilakukan untuk membuktikan bahwa ada hubungan antara
penipisan lapisan ozon dengan penggunaan CFC. Hasilnya, positif. Penggunaan gas
CFC telah berdampak kepada penipisan lapisan Ozon.
Atas prakarsa UNEP juga, pada tahun 1987, negara-negara yang berkepentingan
dalam masalah CFC ini (pastinya negara-negara industri maju) dikumpulin buat
rembukan bareng-bareng dalam sebuah konferensi di Wina. Goal dari konferensi
ini adalah disetujuinya pelarangan pemakaian CFC dalam sektor industri.
Banyak negara-negara Eropa yang tidak setuju kalau penggunaan
CFC untuk kepentingan industri dilarang, karena dapat berakibat kepada
kebangkrutan perindustrian di. Tapi alasan formal yang diutarakan negara-negara
Eropa atas penolakan mereka terhadap pelarangan CFC adalah karena belum ada
pembuktian yang cukup ilmiah yang dapat membuktikan memang ada hubungan antara
penipisan ozon ama penggunaan CFC.
Selang beberapa waktu kemudian, ilmuwan Eropa dan Jepang menemukan
adanya lubang Ozon di antartika. Tidak ada lagi yang bisa membantah fakta ini.
Akhirnya negara-negara Eropa pun mau menandatangani Protokol Montreal yang
mengurangi penggunaan CFC secara bertahap. Persetujuan negara-negara Eropa
untuk menandatangani Protokol Montreal sebenarnya juga atas desakan Amerika
Serikat. Amerika Serikat getol sekali memaksa negaranegara Eropa mengurangi
konsumsi CFC mereka.
Bagaimana dengan Amerika Serikat? Negara yang satu ini juga negara
industri yang membutuhkan CFC. Biasanya kalau ada perjanjian seperti ini, AS
lah yang pertama menyatakan menolak. Namun kenapa negara ini malah mendukung
sepenuhnya penerapan Protokol Montreal? Jawabannya, karena Amerika Serikat
untung besar dengan diberlakukannya Protokol Montreal .
Pada waktu negosiasi, Amerika Serikat meminta pengurangan emisi
CFC sebesar 90% sedangkan Inggris dan negara Eropa lainnya melihat hal itu
sangat merugikan diri mereka karena perusahaanperusahaan industri mereka memang
sangat tergantung dengan CFC. Namun Amerika Serikat bersikeras memaksa dunia
untuk mengurangi emisi CFC. Tapi bukan untuk melindungi lapisan ozon melainkan
lebih disebabkan fakta bahwa DuPont, perusahaan Kimia Amerika Serikat, telah
sukses mengembangkan zat pengganti CFC yang tentu akan segera mendominasi pasar
Eropa bila kesepakatan pengurangan penggunaan CFC diterapkan.
Negara-negara Eropa tidak mampu menghalangi niat Amerika Serikat.
Karena frustasi, beberapa industrialis Eropa menyindir bahwa Amerika Serikat
menggunakan isu ozon sebagai selubung bagi kepentingan ekonominya. Mereka
mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan Amerika telah menemukan pengganti CFC yang
dikembangkan secara rahasia oleh perusahaan Amerika. Dengan dilarangnya CFC,
zat tersebut tentu akan langsung laku dipasaran sebagai pengganti CFC.
Fakta juga menunjukkan bahwa dengan adanya pelarangan pemakaian
CFC, Amerika Serikat sama sekali tidak dirugikan sebagaimana yang dirasakan
oleh negara-negara industri lainnya terutama yang ada di Eropa. Kita sih patut
bersyukur karena CFC dilarang karena mengurangi tingkat penipisan lapisan Ozon.
Tapi coba deh bila ternyata perusahaan AS tidak menemukan zat subtitusi CFC,
apakah zat bernama CFC itu akan dilarang?
Contoh yang serupa terjadi pula pada kasus Protokol Kyoto yang
mungkin lebih terkenal daripada kasus Protokol Montreal. Perbedaan antara
Protokol Montreal dengan Kyoto, kalau di Protokol Kyoto, negara-negara Eropa
lah yang setuju dengan pengurangan emisi sedangkan AS keukeh tidak mau
mengurangi emisi yang dihasilkannya sedikit pun.
Best price bookmakers 2021 온카지노 온카지노 카지노사이트 카지노사이트 クイーンカジノ クイーンカジノ 859Top 10 Best Prediction Site & Sports Betting Tips
BalasHapus