Kamis, 29 Desember 2016

Masih Terbuai Mimpi



Allah berfirman dalam Alqur’an mengenai hari ketika langit membawa kabut yang akan menjadi azab bagi umat manusia. Kabut ini merupakan sebuah bentuk adzab karena manusia tidak mau beriman meski udah dingatin berkali-kali.

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, kabut yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih. (mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami adzabitu. Sesungguhya kami beriman’. Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang Rasulullah yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata, ’Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula dia seorang yang gila’. Sesungguhnya jika Kami melenyapkan sedikit saja dari siksaan itu, niscaya kamu akan kembali ingkar. (Ingatlah) hari ketika Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami adalah Pemberi Balasan.” (Ad-Dukhan: 10-16)

Kita mengetahui bahwa emisi Gas Rumah Kacalah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Asap yang disebut dalam Al Qur’an ini bisa jadi merujuk kepada emisi Gas Rumah Kaca yang dalam beberapa hal mirip dengan asap. Asap inilah yang kemudian menyerang balik umat manusia dalam bentuknya yang sangat menakutkan seperti pemanasan global dan perubahan iklim.

Menurut Yusuf Qaradhawi, Abdullah bin Mas’ud menafsirkan bahwasanya fenomena yang disebutkan Al Qur’an itu telah terjadi pada masa Muhammad SAW. Asap ini berupa kabut yang membuat penglihatan manusia menjadi buram dan membuat penduduk musyrikin Mekkah mengalami kelaparan dan kekeringan. Tidak salah jika kita mengikuti penafsiran Abdullah bin Mas’ud. Tapi menurut Yusuf Qardhawi, alangkah baiknya jika kita mengkontekstualisasikan ayat ini dalam kejadian-kejadian alam mutakhir. Oleh sebab itu, masih ada kemungkinan bahwa asap yang terdapat di dalam Al Qur’an, kita tafsirkan sebagai emisi gas rumah kaca.

Realitas yang terjadi sekarang, umat manusia akan menderita dan terus menderita akibat asap hitam tebal yang berterbangan dari moncong-moncong cerobong asap pabrik dan cerobong knalpot kendaraan kita. Asap ini pada akhirnya akan kembali menjadi azab tersendiri bagi umat manusia karena ia lalai untuk menjagalingkungannya.

Imam Muslim pernah meriwayatkan sebuah hadits bahwa ada sepuluh tanda-tanda Hari Kiamat. Dan salah satu dari tanda akan datangnya Hari Kiamat adalah munculnya gulungan asap
hitam yang sangat dahsyat. Kalau kita ingin menafsirkan dengan melihat konteks yang ada sekarang, kemungkinan besar gulungan asap hitam tersebut tak lain adalah emisi gas rumah kaca. Bisa jadi sekarang kita sedang merasakan tanda-tanda dari kiamat tersebut. Bahkan tidak mustahil, pemanasan global dan perubahan iklim merupakan tanda-tanda dari semakin dekatnya kita terhadap kiamat.

Namun seperti biasa, kita jarang sekali tersadarkan dengan adanya tanda-tanda ini. Kita lebih suka kalau kiamat itu ditandai dengan terjadinya perang akhir zaman yang perangnya kembali lagi menggunakan metode tradisional karena teknologi pada waktu itu tidak bisa digunakan lagi. Kita memang lebih mudah terpikat dengan cerita-cerita yang mendebarkan seperti itu daripada fakta yang sebenarnya kita hadapi.

Wake Up Man!! We have already been in Armageddon. Bumi sedang sekarat karena pemanasan global dan kita hanya membicarakan sebuah perang armageddon yang apokalipstik. Namun fakta bahwa bumi semakin panas yang jelas-jelas kita rasakan malah kita abaikan. Kalau kita masih seperti ini, tampaknya kita memang sama sekali belum peduli dengan bumi tempat kita tinggal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar