Allah berfirman dalam Alqur’an
mengenai hari ketika langit membawa kabut yang akan menjadi azab bagi umat
manusia. Kabut ini merupakan sebuah bentuk adzab karena manusia tidak mau beriman
meski udah dingatin berkali-kali.
“Maka tunggulah hari
ketika langit membawa kabut yang nyata,
kabut yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih. (mereka berdoa),
‘Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami adzabitu. Sesungguhya kami beriman’.
Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada
mereka seorang Rasulullah yang memberi penjelasan, kemudian mereka
berpaling daripadanya dan berkata, ’Dia adalah seorang yang menerima
ajaran (dari orang lain) lagi pula dia seorang yang gila’. Sesungguhnya
jika Kami melenyapkan sedikit saja dari siksaan itu, niscaya kamu akan
kembali ingkar. (Ingatlah) hari ketika Kami menghantam mereka dengan
hantaman yang keras. Sesungguhnya kami adalah Pemberi Balasan.” (Ad-Dukhan:
10-16)
Kita mengetahui bahwa emisi Gas Rumah
Kacalah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Asap yang disebut dalam Al
Qur’an ini bisa jadi merujuk kepada emisi Gas Rumah Kaca yang dalam beberapa
hal mirip dengan asap. Asap inilah yang kemudian menyerang balik umat manusia
dalam bentuknya yang sangat menakutkan seperti pemanasan global dan perubahan
iklim.
Menurut Yusuf Qaradhawi, Abdullah bin
Mas’ud menafsirkan bahwasanya fenomena yang disebutkan Al Qur’an itu telah
terjadi pada masa Muhammad SAW. Asap ini berupa kabut yang membuat penglihatan
manusia menjadi buram dan membuat penduduk musyrikin Mekkah mengalami kelaparan
dan kekeringan. Tidak salah jika kita mengikuti penafsiran Abdullah bin Mas’ud.
Tapi menurut Yusuf Qardhawi, alangkah baiknya jika kita mengkontekstualisasikan
ayat ini dalam kejadian-kejadian alam mutakhir. Oleh sebab itu, masih ada kemungkinan
bahwa asap yang terdapat di dalam Al Qur’an, kita tafsirkan sebagai emisi gas
rumah kaca.
Realitas yang terjadi sekarang, umat
manusia akan menderita dan terus menderita akibat asap hitam tebal yang
berterbangan dari moncong-moncong cerobong asap pabrik dan cerobong knalpot kendaraan
kita. Asap ini pada akhirnya akan kembali menjadi azab tersendiri bagi umat
manusia karena ia lalai untuk menjagalingkungannya.
Imam Muslim pernah meriwayatkan sebuah
hadits bahwa ada sepuluh tanda-tanda Hari Kiamat. Dan salah satu dari tanda akan
datangnya Hari Kiamat adalah munculnya gulungan asap
hitam yang sangat dahsyat. Kalau kita ingin menafsirkan dengan melihat
konteks yang ada sekarang, kemungkinan besar gulungan asap hitam tersebut tak
lain adalah emisi gas rumah kaca. Bisa jadi sekarang kita sedang merasakan
tanda-tanda dari kiamat tersebut. Bahkan tidak mustahil, pemanasan global dan
perubahan iklim merupakan tanda-tanda dari semakin dekatnya kita terhadap
kiamat.
Namun seperti biasa, kita jarang
sekali tersadarkan dengan adanya tanda-tanda ini. Kita lebih suka kalau kiamat
itu ditandai dengan terjadinya perang akhir zaman yang perangnya kembali lagi menggunakan
metode tradisional karena teknologi pada waktu itu tidak bisa digunakan lagi.
Kita memang lebih mudah terpikat dengan cerita-cerita yang mendebarkan seperti
itu daripada fakta yang sebenarnya kita hadapi.
Wake Up Man!! We have
already been in Armageddon. Bumi sedang sekarat
karena pemanasan global dan kita hanya membicarakan sebuah perang armageddon
yang apokalipstik. Namun fakta bahwa bumi semakin panas yang jelas-jelas kita
rasakan malah kita abaikan. Kalau kita masih seperti ini, tampaknya kita memang
sama sekali belum peduli dengan bumi tempat kita tinggal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar