Kamis, 29 Desember 2016

Deforestasi yang Menggila



Semenjak memasuki abad ke-14 dan ke-15, deforestasi tidak hanya berarti proses konversi dari lahan hutan menjadi lahan pertanian. Deforestasi berubah arti menjadi degradasi dan pengurangan kualitas maupun kuantitas dari hutan baik segi kepadatan pohon maupun struktur pohon. Definisi deforestasi semakin melebar dengan masuknya fenomena penurunan jumlah tumbuh-tumbuhan dan hewan, keragaman spesies dan keragaman genetik sebagai bagian dari deforestasi.

Intinya, deforestasi menjadi tidak lagi bermanfaat tatkala deforestasi tersebut melebihi jumlah yang seharusnya. Abad ke-14 dan ke-15 menjadi awal dari proses deforestasi karena pada abad ini karena semenjak era ini penebangan hutan tidak lagi bertujuan untuk membuka lahan pertanian sebagaimana yang terjadi sebelumnya. Semenjak abad ke-14 dan ke-15, penebangan hutan dilakukan untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan pertanian seperti untuk membuat kapal perang-kapal perang bagi keperluan berperang. Apalagi tatkala memasuki era revolusi industri, deforestasi di Eropa terjadi secara besar-besaran. Jadi, benua Eropa lah yang pertama kali mengalami deforestasi.

Kita semua tahu, dulu belum ada minyak bumi untuk melakukan proses pembakaran. Jadi orang masih menggunakan arang dan kayu bakar untuk melakukan pembakaran. Arang tak lain adalah hasil dari pembakaran kayu. Jadi, dahulu kala untuk menjalankan mesinmesin industri, manusia membutuhkan kayu yang banyak. Alhasil, Inggris pada abad ke-17 dan ke-18 mengalami deforestasi besarbesaran. Bahkan pada waktu itu, Inggris sempat mengalami krisis energi karena hutan-hutannya telah habis ditebang. Terpaksa Inggris harus mengimpor kayu dari negara lain.

Memasuki abad ke-20, deforestasi tidak hanya terjadi di Eropa, tapi telah menjamur ke seluruh dunia. Skalanya pun yang tadinya hanya skala negara berubah menjadi berskala global. Bahkan, sekarang, daerah yang paling banyak terjadi deforestasi adalah wilayah tropis yang mana di sana berhimpun negara-negara berkembang seperti Indonesia. Makanya, sekarang ini orang lebih sering menggunakan frase deforestasi dan degradasi hutan tropis daripada istilah deforestasi aja.

Deforestasi hutan tropis atau yang dalam bahasa Inggris disebut tropical deforestation menjadi ancaman nyata bumi karena hutan tropislah yang merupakan sebenar-benarnya hutan. Dibandingkan dengan hutan-hutan lain di dunia, luas wilayah hutan tropis yang ada di dunia ini sangatlah luas dan tentunya terdapat ribuan spesies di dalamnya. Mirisnya, dibandingkan dengan hutan-hutan lainnya, hutan tropis adalah hutan yang paling banyak ditebang di dunia ini.

Sekitar 750 sampai 800 juta hektar dari 1.5 sampai 1.6 milyar hektar hutan tropis yang pernah menutupi permukaan bumi sekarang sudah habis ditebang. Deforestasi hutan yang paling parah terjadi di Asia Tenggara yang dijuluki the second of the world’s great biodiversity hot spots. Hutan tropis di Amazon juga tak kalah dalam hal deforestasi, tapi tidak separah yang terjadi di Asia Tenggara.

Beberapa negara tropis malah sudah tidak memiliki hutan lagi karena deforestasi besarbesaran atas hutan tropis mereka. Contohnya adalah Filipina dimana Sembilan puluh persen hutan tropis telah ditebang. Pada tahun 1960, wilayah Amerika Tengah masih memiliki 4/5 hutan tropis dari hutan tropis yang pernah mereka miliki. Namun sekarang hanya tinggal 2/5 nya saja. Yang paling parah adalah Madagascar dimana 95% dari hutan hujan tropisnya raib.

Anehnya, di negara-negara Eropa dan Amerika Utara serta Cina, hutan-hutannya tidak mengalami deforestasi; yang terjadi justru hutan-hutan di wilayah tersebut luasnya tidak berubah sama sekali bahkan cenderung meningkat. Padahal, negara-negara inilah yang menjadi konsumen kayu terbesar di dunia, apalagi negara yang bernama China. Jadi dari mana mereka mendapatkan kayu? Tentunya mereka mendapatkan kayu dari hasil penebangan hutan, baik legal maupun liar dari wilayah Asia Tenggara. Di negara mereka, hutan semakin bertambah, di sisi lain, mereka mengkonsumsi kayu dari hutan-hutan di negara-negara seperti Indonesia. Hutan kita yang hancur, tapi yang menikmati kayu-kayunya mereka. Salah satu bentuk ketidakadilan!

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mayers atas prakarsa Friend of the Earth ditemukan bahwa setiap tahunnya, 142.000 kilometer persegi hutan tropis hilang. Ini setara dengan 1.8% dari luas hutan tropis yang tersisa yakni 7.783.500 kilometer persegi. Jadi, setiap tahunnya, hutan tropis selalu berkurang 1.8%.

Diagram tersebut menunjukkan bahwa hampir 77% deforestasi terpusat di enam negara aja. Amat sangat disayangkan, Indonesia masuk ke dalam kelompok enam negara yang menyumbang 77% deforestasi di dunia.

Nah dari negara-negara penyumbang deforestasi, Dr. Myers membagi-bagi lagi negaranegara tersebut ke dalam katagori yang lebih kecil biar terlihat negara mana yang paling banyak menyumbangkan deforestasi dari kelompok negara-negara yang mengalami deforestasi. Hasilnya sungguh mengejutkan. Indonesia, Brazil, dan Zaire menjadi menyumbangkan 52% dari total deforestasi yang terjadi di bumi. 48% lainnya baru dibagi-bagi ke negara-negara penyumbang deforestasi lainnya . Jadi apa kesimpulannya? Kesimpulannya Indonesia menjadi penyumbang terbesar seluruh total deforestasi yang terjadi di bumi ini. Dahsyat bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar